A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar fosfat secara asam askorbat dalam sampel air sungai pertanian menggunakan metode spektrofotometri.
B. PRINSIP
Amonium molibdat dan kalium antimoniltartrat bereaksi dalam suasana asam dengan ortofosfat hingga membentuk asam fosfomolibdat. Asam fosfomolibdat tersebut kemudian direduksi oleh asam askorbat sampai menjadi molibden biru. Warna ini sebanding dengan konsentrasi fosfat. Konsentrasi fosfat didapatkan dari kurva kalibrasi yang ditentukan dengan menggunakan alat spektrofotemer yaitu spektronik 20 pada panjang gelombang maksimumnya yaitu 880 nm.
C. ALAT DAN BAHAN :
a Alat
§ Spektronik 20 : 1 buah
§ Neraca analitik : 1 buah
§ Erlenmeyer 250 mL : 2 buah
§ Labu ukur 100 mL dan 250 mL : @ 1 buah
§ Gelas ukur 100 mL : 2 buah
§ Pipet ukur 10 mL : 1 buah
§ Pipet volume 10 mL, 20 mL dan 25 mL : @ 1 buah
§ Gelas beaker 1000 mL : 1 buah
§ Pipet tetes
§ Botol semprot
§ Botol sampel (kaca) 100 mL : 5 buah
b Bahan
§ Larutan asam sulfat (H2SO4) pekat : 35 mL
§ Kalium dihidrogen fosfat anhidrat (KH2PO4) : 0,2195 g
§ Ammonium molibdat ((NH4)6Mo7O24.4H2O) : 4 g
§ Asam askorbat (C6H8O6) : 1,76 g
§ Larutan HNO3 pekat
§ Indikator Fenolftalein (PP)
§ Akuades
D. METODOLOGI :
a Pengawetan dan penyimpanan sampel air sungai
1. Wadah sampel berupa botol kaca dicuci menggunakan larutan HNO3 pekat sebanyak 3 kali pembilasan.
2. Sampel air yang diambil, disaring terlebih dahulu menggunakan kertas saring.
3. Sampel air yang telah diambil segera didinginkan pada suhu 4oC dan akan bertahan selama 48 jam.
b Pembuatan larutan H2SO4 5 N
1. Dipipet sebanyak 35 mL H2SO4 pekat ke dalam beaker glass yang telah berisi 100 mL akuades.
2. Dimasukkan ke dalam labu ukur 250 mL, ditandabataskan menggunakan akuades dan dikocok hingga homogen.
c Pembuatan larutan ammonium molibdat ((NH4)6Mo7O24.4H2O)
1. Ditimbang sebanyak 4 g padatan ammonium molibdat
2. Dilarutkan dengan 50 mL akuades dalam beaker glass
1. Diencerkan dalam labu ukur 100 mL, ditandabataskan dan dikocok hingga homogen.
d Pembuatan larutan asam askorbat (C6H8O6)
1. Ditimbang sebanyak 1,76 g padatan asam askorbat (C6H8O6)
2. Dilarutkan dengan 50 mL akuades dalam beaker glass
3. Diencerkan dalam labu ukur 100 mL, ditandabataskan dan dikocok hingga homogen.
e Pembuatan larutan campuran
2. Dipipet sebanyak 50 mL larutan H2SO4 5 N ke dalam beaker glass 100 mL.
3. Ditambahkan 15 mL larutan ammonium molibdat.
4. Ditambahkan 30 mL larutan asam askorbat.
5. Diaduk sampai homogen.
f Pembuatan Larutan Standar Fosfat 500 ppm
1. Ditimbang padatan kalium dihidrogen fosfat anhidrat (KH2PO4) sebanyak 0,2195 g.
2. Dilarutkan dengan 50 mL akuades dalam beaker glass
3. Diencerkan dalam labu ukur 100 mL, ditandabataskan dan dikocok hingga homogen.
g Pembuatan Larutan baku fosfat 100 ppm
1. Dipipet sebanyak 20 mL larutan standar fosfat 500 ppm, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL.
2. Ditandabataskan menggunakan akuades dan dikocok hingga homogen.
h Pembuatan Larutan baku fosfat 1,0 ppm; 3,0 ppm; 5,0 ppm; 7,0 ppm; 14,0 ppm; 0,0 ppm
1. Dipipet sebanyak 1 mL; 3 mL; 5 mL; 7 mL; dan 14 mL, larutan baku fosfat 100 ppm, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL.
2. Ditandabataskan menggunakan akuades dan dikocok hingga homogen.
i Penentuan panjang gelombang maksimum
1. Larutan standar dimasukkan ke dalam kuvet
2. Kuvet dimasukkan ke dalam spektronik 20
3. Diukur pada panjang gelombang minimal yaitu 750 nm.
4. Diatur absorbansinya hingga angka 0
5. Diulangi pengukuran dengan panjang gelombang dari 750-880 nm dengan kisaran 10 nm.
6. Dicatat dan ditentukan panjang gelombang maksimum.
j Pembuatan kurva kalibrasi
1. Dipipet sebanyak 50 mL masing-masing larutan baku fosfat 0,0 ppm (akuades); 1,0 ppm; 3,0 ppm; 5,0 ppm; 7,0 ppm; dan 14,0 ppm; ke dalam Erlenmeyer.
2. Ditambahkan 1 tetes indikator fenoftalein, jika terbentuk warna merah muda ditambahkan tetes demi tetes H2SO4 5 N sampai warna hilang.
3. Ditambahkan 8 mL larutan campuran dan diduk hingga homogen.
4. Dimasukkan ke dalam kuvet dan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum.
5. Dibuat kurva kalibrasi dan ditentukan persamaan y=ax
k Pembuatan larutan blanko
1. Dipipet sebanyak 50 mL akuades dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
2. Ditambahkan 1 tetes indikator fenoftalein, jika terbentuk warna merah muda ditambahkan tetes demi tetes H2SO4 5 N sampai warna hilang.
3. Ditambahkan 8 mL larutan campuran dan diaduk hingga homogen.
l Penentuan kadar fosfat dalam sampel air limbah
1. Dipipet sebanyak 50 mL sampel air dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
2. Ditambahkan 1 tetes indikator fenoftalein, jika terbentuk warna merah muda ditambahkan tetes demi tetes H2SO4 5 N sampai warna hilang.
3. Ditambahkan 8 mL larutan campuran dan diaduk hingga homogen.
4. Dimasukkan ke dalam kuvet dan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum.
E. HASIL
a Perhitungan Larutan untuk kurva kalibrasi
- Pembuatan Larutan Standar fosfat 500 ppm
Sebanyak 0,2195 g kalium dihidrogen fosfat anhidrat (KH2PO4) dilarutkan dalam 100 mL larutan
- Pembuatan larutan baku fosfat 100 ppm
M1V1 = M2V2
500 ppm .V1 = 100 ppm . 100 mL
V1 = 20 mL
- Pembuatan variasi konsentrasi larutan baku fosfat untuk kurva baku (1,0; 3,0; 5,0; 7,0; dan 14,0 ppm)
1. Pembuatan larutan baku fosfat 1,0 ppm
M1V1 = M2V2
100 ppm .V1 = 1,0 ppm . 100 mL
V1 = 1 mL
Jadi, diambil sebanyak 1 mL larutan standar fosfat 100 ppm dan dilarutkan dalam 100 mL larutan
2. Pembuatan larutan baku fosfat 3,0 ppm
M1V1 = M2V2
100 ppm .V1 = 3,0 ppm . 100 mL
V1 = 3 mL
Jadi, diambil sebanyak 3 mL larutan standar fosfat 100 ppm dan dilarutkan dalam 100 mL larutan
3. Pembuatan larutan baku fosfat 5,0 ppm
M1V1 = M2V2
100 ppm .V1 = 5,0 ppm . 100 mL
V1 = 5 mL
Jadi, diambil sebanyak 5 mL larutan standar fosfat 100 ppm dan dilarutkan dalam 100 mL larutan
4. Pembuatan larutan baku fosfat 7,0 ppm
M1V1 = M2V2
100 ppm .V1 = 7,0 ppm . 100 mL
V1 = 7 mL
Jadi, diambil sebanyak 7 mL larutan standar fosfat 100 ppm dan dilarutkan dalam 100 mL larutan
5. Pembuatan larutan baku fosfat 14,0 ppm
M1V1 = M2V2
100 ppm .V1 = 14,0 ppm . 100 mL
V1 = 14 mL
Jadi, diambil sebanyak 14 mL larutan standar fosfat 100 ppm dan dilarutkan dalam 100 mL larutan.
b. Pembuatan Kurva Kalibrasi PO43-
[PO43-] | Absorbansi |
1 ppm | 0,03 |
3 ppm | 0,09 |
5 ppm | 0,15 |
7 ppm | 0,21 |
14 ppm | 0,44 |
c. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum (λmax)
λ (nm) | Absorbansi |
750 | 0,01 |
760 | 0 |
770 | 0,01 |
780 | 0,01 |
790 | 0 |
800 | 0,01 |
810 | 0,01 |
820 | 0,01 |
830 | 0 |
840 | 0,01 |
850 | 0,01 |
860 | 0 |
870 | 0 |
880 | 0,02 |
d. Perhitungan Kadar PO43- pada sampel air sungai
Diketahui :
Persamaan Lambert-Beer : A = e . b. C
Persamaan kurva standar : y = 0.031x (R2 = 0.990)
Slope = 0.031
Absorbansi Sampel =
Lokasi | Absorbansi Sampel pada lmaks = 880 nm | ||
Tepi (A) | Permukaan-tengah (B) | Kedalaman (0,5 m)(C) | |
Kota | 0,02 | 0,01 | 0,02 |
Ditanyakan : Konsentrasi PO43- dalam sampel air sungai (ppm)= ?
Jawab :
Konsentrasi PO43- dalam sampel air sungai (ppm)
A = e . b. C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar